24.12.07

tujuan

Menghitung malam, dan menghitung detik.
Itu yang saya lakukan sekarang.
Berharap waktu yang tinggal 240 jam lagi segera berlalu, hingga saya ada di sana,
Disampingmu, dengan kebaya putih, dan rona merah dan rambut berhias.


Rasanya saya sudah tak sabar lagi.
Sudah penuh rasanya otak saya, menghadapi segala ganjalan pasca menikah ini.
Sudah capek rasanya badan saya menghadapi segala sindrom sebelum resepsi ini.

Semoga di hari nya, saya mampu melangkah dengan anggun dan penuh ikhlas.
Semoga di hari -hari sesudahnya saya mampu menjalani dengan segala kepenuhan hati dan tanggung jawab.

Semoga saya mampu menjadi seorang istri dan hopefully ibu bagi anak - anakmu kelak, duhai pria yang menjadi tujuan hidup

12.12.07

have some fun

Hidup dengan selalu berusaha menyenangkan orang lain itu susah.
Ada kalanya saat kita berusaha "membuat senang"orang lain itu, justru membuat orang yang lain lagi merasa tidak senang.
Bahkan tidak jarang juga, pada akhirnya membuat kita sendiri yang menjadi tidak senang.

Karena sejak kecil sudah di doktrin dengan ajaran "Mementingkan kepentingan orang lain terlebih dahulu", saya pun menjadi terbiasa untuk sungguh-sungguh mengamalkan ajaran tersebut.
Ada kalanya saya berpayah2 untuk dapat mendahulukan kepentingan orang lain , sebelum kepentingan saya sendiri.
Ada pula saatnya di mana saya terpaksa menjadi susah sendiri di saat saya harus mendahulukan kepentingan orang lain.

Yang pada akhirnya, membuat saya sendiri menderita(Sungguh saya tak suka dengan pilihan kata ini)

Tapi, akibat terlalu seringnya susah sendiri akibat mendahulukan orang lain itu, pada akhirnya saya sadar.
Bahwa mada bedanya menyenangkan orang lain dengan mendahulukan kepentingan orang lain, yang memang benar2 penting.
KArena pada akhirnya kita memang tidak pernah bisa menyenangkan semua pihak.
Dan lagi, mungkin sudah waktunya saya belajar ikhlas pada saat saya benar2 ingin menyenangkan orang lain.
Karena dengan begitu, mungkin segala rasa susah atau "menderita" itu tak perlu lagi saya alami